Astropedia Indonesia - Seperti manusia binatang juga bisa berevolusi loh, gimana sih cara bintang berevolusi? Yuk simak penjelasan berikut ini!
Nah sebelum kita mulai, mengapa sih kita sangat perlu untuk mempelajari tentang evolusi bintang? Jelasnya manusia tidak akan mampu mengamati tahap perkembangan bintang yang berselang milyaran tahun, maka dari itu dengan teknologi yang ada manusia mencoba memperkirakan umur bintang dan perubahannya dari masa ke masa.
Pertama-tama kita harus mengetahui apasih evolusi itu? evolusi adalah perubahan yang dialami bintang semasa hidupnya, nah perubahannya seperti apa? Dan apa aja sih tahap tahap nya?
Kelahiran Bintang
Pertama tama bintang terlahir juga terlahir loh, kelahiran bintang ini bermula dari sekumpulan gas dan debu yang biasa kita sebut dengan "nebula", ukuran awan ini sangat besar diameternya (mencapai puluhan SA) tetapi kerapatannya sangat renggang (karena masih berupa gas dan unsur unsur lain yang bertebaran diruang hampa) karena pengaruh gaya gravitasi maupun pengaruh dari ledakan bintang di sekitarnya, benda-benda tersebut mulai memadat dan menjadi sebuah kesatuan seiring berjalannya waktu.
![Eagle Nebula, tempat kelahiran bintang (Sumber: Hubblesite)](https://duniaastronomi.com/wp-content/uploads/2011/03/180px-Stellar_spire_eagle_nebula.jpg)
Terbentuk Nya Bintang
Semakin banyak partikel yang rapat artinya semakin besar gaya gravitasi yang dihasilkan nya dan semakin banyak lagi partikel yang akan ditarik oleh objek, hal ini terus berlangsung hingga bagian intinya semakin panas (yang berasal dari rotasi dan pergesekan antar objek dan terjadi secara terus menerus) panas tersebut menghasilkan cahaya dan kemudian terciptalah objek angkasa yang dinamakan "bintang" fenomena tersebut juga dapat mendorong kerapatan awan di sekitarnya. Hal ini memicu terjadinya proses pembentukan bintang di area tersebut, demikian seterusnya hingga terbentuk banyak bintang dalam sebuah awan yang besar, tidak heran jika kita mengamati sekelompok bintang yang lahir pada waktu yang berdekatan di lokasi yang sama, kelompok bintang inilah yang biasa kita sebut dengan "gugus".
Tahap Protobintang
Akibat pengaruh oleh gravitasi, temperatur, tekanan dan ledakan bintang disekitarnya, awan naik sehingga pengerutan melambat. Di tahap ini, bola gas yang terbentuk disebut dengan "proto bintang", yang artinya protobintang merupakan waktu dimana pengerutan bintang melambat.
Katai Gelap
Apabila massanya kurang dari 0,1 massa Matahari, proses pengerutan akan terus terjadi hingga tekanan dari pusat bisa mengimbanginya. Pada saat tercapai kesetimbangan, temperatur di bagian pusat awan itu tidak cukup panas untuk dimulainya proses pembakaran hidrogen. Maksud dari pembakaran di sini adalah "reaksi fusi atom hidrogen menjadi helium". Awan ini pun gagal menjadi bintang dan disebut dengan "katai gelap".
Bintang (Pada Umumnya)
Jika massanya lebih dari 0,1 massa Matahari, bagian pusat proto bintang memiliki temperatur yang cukup untuk memulai reaksi fusi saat dirinya setimbang. Reaksi ini akan terus terjadi hingga helium yang sudah terbentuk mencapai 10 – 20 % massa bintang. Setelah itu pembakaran terhenti dan bertahan hingga bahan bakar yang dihasilkan bintang habis, tekanan dari pusat menurun, dan bagian pusat ini runtuh dengan cepat. Akibatnya temperatur inti naik dan bagian luar bintang mengembang. Saat ini, bintang menjadi raksasa dan tahap pembakaran helium menjadi karbon pun dimulai. Di lapisan berikutnya, berlangsung pembakaran hidrogen menjadi helium.
Katai Putih
Untuk bintang bermassa kecil (0,1 – 0,5 massa Matahari), proses pembakaran hidrogen dan helium akan terus berlangsung sampai akhirnya bintang itu menjadi katai putih. Sedangkan pada bintang bermassa 0,5 – 6 massa Matahari, pembakaran karbon dimulai setelah helium di inti bintang habis. Proses ini tidaklah stabil, akibatnya bintang berdenyut. Bagian luar bintang mengembang dan mengerut secara periodik sebelum akhirnya terlontar membentuk planetary nebula. Bagian bintang yang tersisa akan mengerut dan membentuk bintang katai putih.
Lapisan Reaksi Fusi Bintang Rasaksa
Berikutnya adalah bintang bermassa besar (lebih dari 6 massa Matahari). Di bintang ini pembakaran karbon berlanjut hingga terbentuk neon. Lalu neon pun mengalami fusi membentuk oksigen. Begitu seterusnya hingga secara berturut-turut terbentuk silikon, nikel, dan terakhir besi. Kita bisa lihat di diagram penampang bintang di bawah ini, bahwa reaksi fusi sebelumnya tetap terjadi di luar lapisan inti. Sehingga ada banyak lapisan reaksi fusi yang terbentuk ketika di bagian pusat bintang sedang terbentuk besi.
Terbentuk Nya Planet
Jika beberapa objek menghasilkan energi panas akibat tekanan dan gaya gravitasi yang dihasilkan, bagaimana jadinya jika waktu yang diperlukan sebuah objek untuk merapat atau memadat lebih lama sehingga tidak dapat menghasilkan energi panas? Yap tepat sekali! Objek tersebut akan menjadi sebuah planet, nahh jadi udah tau kan kesimpulannya dari point ini, bahwa terbentuknya planet itu bermula dari awan gas yang memerlukan waktu lama untuk memadat, sehingga tidak terciptanya energi panas.
Evolusi Selanjutnya
Setelah reaksi yang membentuk besi terhenti, tidak ada proses pembakaran selanjutnya. Akibatnya, tekanan menurun dan bagian inti bintang memampat. Karena begitu padatnya, jarak antara neutroon dan elektron pun mengecil sehingga elektron bergabung dengan neutron dan proton. Peristiwa ini menghasilkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatkan bagian luar bintang dilontarkan dengan cepat. Inilah yang disebut dengan supernova.
Bintang Neutron
Apa yang terjadi setelah supernova bergantung pada massa bagian inti bintang yang tadi terbentuk. Apabila di bawah 5 massa Matahari (batas massa Schwarzchild), supernova menyisakan bintang neutron. Disebut demikian karena partikel dalam bintang ini hanya neutron. Bintang neutron biasanya terdeteksi sebagai pulsar (pulsating radio source, atau sumber gelombang radio yang berputar).
Pulsar
Pulsar adalah bintang yang berputar dengan sangat cepat, periodenya hanya dalam orde detik. Putarannya itulah yang menyebabkan pulsasi pancaran gelombang radionya.
Lubang Hitam
Di atas 5 massa Matahari, gaya gravitasi di inti bintang begitu besarnya sehingga dirinya runtuh dan kecepatan lepas partikelnya melebihi kecepatan cahaya. Objek seperti ini disebut dengan "lubang hitam". Tidak ada objek yang sanggup lepas dari pengaruh gravitasinya, termasuk cahaya sekalipun. Makanya benda ini disebut lubang hitam, karena tidak memancarkan gelombang elektromagnetik. Satu-satunya cara untuk mendeteksi keberadaan lubang hitam adalah dari interaksi gravitasinya dengan benda-benda di sekitarnya. Pusat galaksi kita adalah salah satu lokasi ditemukannya lubang hitam. Kesimpulan ini diambil karena bintang-bintang di pusat galaksi bergerak dengan sangat cepat, dan kecepatannya itu hanya bisa ditimbulkan oleh gaya gravitasi yang sangat kuat, yaitu oleh sebuah lubang hitam.
![Diagram evolusi berbagai bintang (Sumber: Chandra Harvard)](https://duniaastronomi.com/wp-content/uploads/2011/03/evolution-sn2006gy_newline.jpg)
Jadi kesimpulannya disini yang pertama adalah, evolusi bintang sebenarnya bergantung pada massa bintang itu sendiri, dan yang kedua ini masih berupa teori yang mungkin akan ditentang dikemudian hari.
Bintang Deret Utama
Evolusi Bintang
Supernova
BalasHapusMantap gan
BalasHapus